Rabu, 28 Oktober 2020

Pertemuan 8

Konsep Feature


Feature adalah tulisan diluar berita yang sifatnya menarik, mendidik, dapat memberikan informasi, dan menjelaskan masalah. Contoh feature yaitu, seperti tips, biografi, sejarah, dan diary (catatan unik dan catatan perjalanan).

Menurut Daniel R. Williamson, feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif yang dirancang terutama untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi atau aspek kehidupan seseorang. Sedangkan menurut Mc.Kinney, feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan 5W+1H dapat diabaikan.


Konsep dari feature ini adalah karangan diluar berita yang tujuannya menghibur para pembaca atau pemirsa. Feature haruslah menarik tapi juga mendidik. Penulisan sketsa dan opini termasuk ke dalam feature. Penulisan feature juga dapat menggunakan gaya penulisan yang bervariasi dan kreatif, tidak terikat pada 5W+1H. Semakin menarik penulisan feature, maka akan semakin bagus pula hasilnya.

Karakteristik Feature

Dalam penulisan feature haruslah memperhatikan karakteristik yang terdapat dalam feature.

Karakteristik feature antara lain sebagai berikut.

1. Kreatif

Dalam penulisan feature, mengkreasikan ide-ide dengan fakta yang ada sangatlah penting. Penulisan feature yang kreatif dan tidak monoton akan membuat pembaca atau pemirsa tidak mudah merasa bosan.

2. Subjektif

Penggunaan sudut pandang orang pertama atau 'saya' dalam penulisan feature akan membuat pembaca merasa tertarik. Selain itu, penggunaan sudut pandang orang pertama juga dapat mempermudah pemahaman karena disesuaikan menurut perasaan dan pandangan sendiri.

3. Informatif

Feature haruslah berisi sebuah informasi. Walaupun tidak menggunakan unsur 5W+1H, namun dalam penulisan feature harus memberikan nilai informasi mengenai suatu aspek kehidupan.

4. Menghibur

Dalam penulisan feature, penggunaan bahasa yang mengandung humor sangat penting. Aspek humor disisipkan supaya dapat mengolah emosi si pembaca yang awalnya biasa saja, menjadi lebih senang.

5. Awet

Feature bersifat awet. Berbeda dengan berita yang memiliki masa kedaluwarsa, feature tidak memiliki masa kedaluwarsa. Feature bisa dibaca kapan saja.

Kedudukan Feature


Kedudukan feature dalam media massa sangatlah penting. Feature sangat dibutuhkan dalam media cetak maupun media elektronik. Dalam media elektronik seperti televisi, feature sudah tidak asing lagi. Dalam media cetak pun, kedudukan feature sangat penting dan sudah menjadi keharusan karena dapat memperbaiki citra media di khalayak umum. 


Feature juga dapat membuat para pembaca atau pemirsa merasa lebih tertarik dan tidak mudah merasa bosan. Dimasa sekarang ini, dengan adanya media internet (cybermedia) tidak dapat dipungkiri bahwa kedudukan feature sangat penting. Selain untuk konsumsi masyarakat, feature juga diharapkan dapat memberikan citra yang baik terhadap media.

Fungsi Feature


Fungsi feature yaitu sebagai berikut.

1. Memberikan informasi terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi.

2. Berfungsi menghibur pembaca atau pemirsa.

3. Melengkapi sajian berita langsung (straight news).

4. Sebagai tempat berekspresi yang dapat mempengaruhi khalayak umum.

5. Memberikan penilaian terhadap suatu peristiwa.

Jenis-Jenis Feature


1. Feature Berita (News Feature)

Feature berita merupakan feature sebuah peristiwa yang bersifat aktual. Feature berita ini biasanya merupakan pengembangan dari straight news (berita langsung, singkat) yang mengandung unsur 5W+1H. 

Contoh feature berita yaitu, menulis tentang peningkatan jumlah penderita penyakit diabetes dan berita mengenai pemilu.

2.  Feature Artikel (Article Feature)

Feature artikel merupakan jenis feature yang berisi tentang ilmu pengetahuan yang disajikan dengan konsep yang menghibur.

Contohnya yaitu, artikel pendidikan, artikel kesehatan, artikel bencana alam, dan artikel lingkungan hidup.

3. Feature Human Interest

Feature ini merupakan feature yang menggambarkan tentang perasaan manusia. Biasanya feature ini yang dapat mempengaruhi dan menguras emosi pembaca. Dalam feature ini, pembaca akan merasakan perasaan gembira, haru, kesal atau bahkan perasaan benci.

Contoh feature human interest ini yaitu, kisah tentang petugas kebersihan jalanan, kisah perjuangan hidup kakek tua, kisah anak durhaka, dan lain sebagainya.

4. Feature Biografi

Feature biografi berisi tentang riwayat hidup tokoh terkemuka, publik figur, dan orang-orang terkenal lainnya. Pada feature biografi ini, penulis dituntut agar menulis biografi tokoh dengan lengkap dan dapat dipahami oleh pembaca.

Contohnya yaitu, biografi tentang R.A. Kartini, biografi tentang Nadiem Makarim, biografi tentang Sukarno-Hatta, dan masih banyak jenis biografi menarik lainnya.

5. Feature Perjalanan (Travelogue Feature) 

Feature perjalanan ini berisi tentang kisah perjalanan, objek wisata, kesan dan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca tentang perjalanan wisatanya tersebut. Feature perjalanan ini biasanya ditulis oleh travel blogger.

Contoh feature perjalanan ini yaitu, kisah perjalanan haji, objek wisata Labuan Bajo, cerita kunjungan wisata ke museum atau tempat bersejarah.

6. Feature Sejarah (Historical Feature)

Feature sejarah ini menceritakan tentang sejarah atau peristiwa dimasa lampau yang masih menarik untuk dibahas.

Contoh feature sejarah yaitu, kisah G30SPKI, kisah Sumpah Pemuda, kisah Proklamasi, dan kisah-kisah bersejarah lainnya.

7. Feature Sidebar

Feature sidebar bertujuan untuk melengkapi berita utama atau memberitakan bagian-bagian lain dari sebuah peristiwa besar.

Contohnya, yaitu kisah korban selamat dari tanah longsor, nasib korban yang kehilangan rumah karena kebakaran, dan lain sebagainya.



Selasa, 27 Oktober 2020

Pertemuan 7

Perencanaan Menggali Berita Atau Informasi


Dalam dunia jurnalistik, berita merupakan informasi penting yang isinya berkaitan dengan kepentingan umum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Sedangkan informasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu.


Dalam menggali sebuah berita atau informasi, diperlukan beberapa teknik diantaranya sebagai berikut.

1. Survei

Dalam melakukan survei, informasi dikumpulkan melalui kuesioner yang dilakukan secara langsung ataupun melalui media online. Survei tersebut dilakukan guna mendapat banyak informasi dari beberapa lapisan masyarakat. Informasi yang didapat tersebut kemudian diolah menjadi sebuah berita yang akan disajikan kepada khalayak umum.

2. Observasi

Observasi atau penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan atau TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kegiatan observasi ini kemudian akan menghasilkan informasi yang valid. Jurnalis atau wartawan yang turun langsung dalam kegiatan observasi ini akan mengetahui jenis berita apa yang cocok disampaikan kepada khalayak umum. 

3. Riset Data

Riset data dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui media cetak, seperti arsip, buku, maupun dokumen lainnya. Riset data juga dapat dilakukan secara online, yaitu melalui media internet. Riset data ini dilakukan guna mendapat informasi secara menyeluruh, menggunakan sejarah yang ada agar menambah keyakinan dan kevalidan dalam sebuah berita.

4. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan dalam menggali berita atau informasi. Seorang narasumber diwajibkan memberi informasi yang bersifat jujur. Tugas wartawan dalam melakukan wawancara ini yaitu memilih narasumber yang terpercaya, agar informasi yang didapat dari narasumber dapat di pertanggungjawabkan.

Dalam menggali sebuah informasi untuk dijadikan berita, maka wartawan atau jurnalis harus memilih jenis berita yang bersifat penting, fakta, aktual dan menarik perhatian pembaca atau pemirsa, agar berita yang disajikan tidak monoton dan mampu diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

Teknik Wawancara


Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh wartawan dengan narasumber. Berbeda dengan wawancara kerja, wawancara yang dilakukan jurnalis yaitu wawancara dengan narasumber guna memperoleh informasi untuk dijadikan berita. Narasumber dapat disebut juga sebagai informan. Dalam melakukan wawancara diwajibkan agar memilih narasumber yang tepat dan sesuai dengan bidangnya, agar berita yang dihasilkan bersifat valid dan dapat diterima masyarakat.


Dalam melakukan wawancara, wartawan atau jurnalis harus memahami teknik-teknik wawancara yaitu sebagai berikut.

1. Sebelum melakukan wawancara, pewawancara harus memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada narasumbernya. Pewawancara juga harus menyampaikan maksud dan tujuan dalam melakukan wawancara, agar proses wawancara berjalan dengan lancar.

2. Pewawancara harus bersikap sopan dan profesional terhadap narasumber. Sikap seorang pewawancara sangat berpengaruh besar dalam proses wawancara. Pewawancara juga harus bersikap objektif, tidak berdebat dengan narasumber dan mampu mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh narasumber.

3. Pewawancara harus bersikap komunikatif, interaktif, dan akrab dengan narasumber, agar pewawancara dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari narasumber. Membuat pikiran narasumber rileks juga dapat membuat narasumber tenang dan tidak merasa di introgasi oleh pewawancara.

4. Mencatat hasil dari wawancara. Seorang pewawancara harus dapat mencatat hasil wawancara dengan narasumber dengan baik dan benar. Pencatatan dilakukan agar informasi yang diperoleh dapat dipahami dengan jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran.

Selasa, 20 Oktober 2020

Pertemuan 6

Bahasa Indonesia Laras Jurnalistik



Arti bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai bahasa jurnalistik.

Apa itu bahasa jurnalistik?

Menurut Prof. S. Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Sedangkan menurut Rosihan Anwar, bahasa jurnalistik adalah bahasa pers yaitu bahasa yang digunakan oleh wartawan.

Jadi, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang jelas, padat, baku, sesuai dengan EYD yang berlaku yang digunakan oleh jurnalis atau wartawan dalam menulis berita, baik itu berita media cetak maupun media internet (cybermedia).

Dalam bahasa jurnalistik, penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasanya harus jelas, baku, mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele. Para jurnalis sebelum menulis berita hendaknya memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku agar tidak terjadi salah tafsir dalam memahami isi berita.

Dalam dunia jurnalistik Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia sangatlah diwajibkan. Maka sudah sepatutnya para jurnalis atau wartawan di Indonesia mempelajari sastra Indonesia. Para jurnalis juga dapat mempelajari kosakata bahasa Indonesia melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Karakteristik bahasa jurnalistik yang sederhana, singkat, padat, dan lugas diharapkan mampu membuat para pembaca atau pemirsa dapat menangkap maksud yang terdapat dalam berita. Berita yang disajikan juga harus bermanfaat bagi para pembaca atau pemirsa. 

Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik


1. Sederhana

Dalam menuliskan berita, penggunaan bahasa harus sesederhana mungkin. Yang dimaksud sederhana disini yaitu menggunakan bahasa yang sesuai EYD dan bahasanya dapat dimengerti oleh orang awam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana dimaksudkan agar pembaca dapat menangkap isi berita dengan baik.

2. Singkat

Bahasa yang singkat, yaitu tidak bertele-tele, langsung pada point utamanya. Alasannya yaitu karena dalam penulisan berita, penggunaan ruang yang terbatas dalam suatu media membuat para jurnalis harus pintar-pintar mengolah berita agar menjadi singkat namun tetap mudah dipahami oleh pembaca.

3. Padat

Bahasa jurnalistik harus padat dan memiliki makna didalamnya. Jadi bukan hanya sekedar bahasa yang biasa saja, namun juga bahasa yang terkandung makna tersirat didalamnya.

4. Lugas

Bahasa jurnalistik hendaknya harus lugas dan jelas. Hindari penggunaan kosakata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.

5. Menarik

Penggunaan bahasa yang menarik dapat membuat pembaca tertarik akan isi berita. Diutamakan pada bagian judul berita menggunakan bahasa yang semenarik mungkin.

6. Demokratis

Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan. Bahasa yang demokratis tidak membeda-bedakan antara kalangan atas dengan kalangan bawah, semua bahasa yang digunakan sama saja.

7. Populis

Bahasa yang bersifat populis yaitu bahasa yang sudah dikenal oleh khalayak umum dan merupakan bahasa sehari-hari. Biasanya bahasa populis yaitu bahasa yang sering digunakan oleh pemain film dalam memainkan perannya.

8. Pemilihan kata (diksi) yang tepat

Setiap kosakata yang digunakan harus tepat dan sesuai dengan konteks berita. Apabila salah dalam pemilihan kata, maka akan berakibat fatal dan menimbulkan salah penafsiran.

9. Menggunakan kalimat aktif

Yang dimaksud kalimat aktif yaitu kalimat yang sudah sering digunakan oleh khalayak umum. Sebagai contoh, penggunaan kata "almari". Almari merupakan kalimat pasif yang jarang digunakan oleh khalayak umum. Biasanya, kata "almari" sering diganti menjadi "lemari", agar lebih memudahkan pemahaman pembaca.

Pertemuan 5

Bagian-Bagian Berita


1. Headline (Judul)


Headline merupakan pokok atau kepala berita yang menempatkan sebuah cerita di halaman muka. Keterampilan yang diperlukan dalam menulis judul berita antara lain persepsi yang tepat mengenai berita, pemahaman kata yang luas dan dalam, dan pemahaman tentang struktur kalimat. 

2. Deadline


Deadline keterangan yang berkaitan dengan tempat peristiwa dan juga tanggal terjadinya peristiwa. Tujuannya untuk menunjukan tempat peristiwa dan inisial dari media massa yang menyampaikan berita.

3. Lead (Teras Berita)


Lead merupakan bagian berita yang dapat menentukan apakah isi dari berita tersebut akan dibaca atau tidak oleh masyarakat. Lead yang baik memuat semua komponen 5W+ 1H (what, who, where, when, why, how). Lead dibagi menjadi empat macam yaitu:

  • Lead Ringkasan, menuliskan inti sari cerita atau peristiwa.
  • Lead Naratif, menciptakan suatu suasana dan membiarkan pembaca mengidentikkan diri dengan tokoh utama. 
  • Lead Deskriptif, menggambarkan tokoh atau tempat kejadian dalam pikiran pembaca.
  • Lead Kutipan, berisi kutipan-kutipan dari orang terkenal.

4. Body (Tubuh Berita)


Body adalah bagian tubuh berita, uraian yang lebih terperinci mengenai isi berita, isinya peristiwa-peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, jelas dan padat. Body dikatakan sebagai bagian perkembangan berita.

Kerangka Berpikir Penulisan Berita






Pertemuan 4

Teknik Pengumpulan Bahan Berita




Teknik pengumpulan berita biasa juga disebut dengan Teknik Reportase. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reportase merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamatan atau sumber tulisan). 

Reportase berasal dari kata reportage (Inggris). Mirriam Webster Dictionary mengartikan reportage sebagai “The act or process of reporting news” (aksi atau proses pemberitaan) dan “Something (as news) that is reported” (sesuatu yang dilaporkan).



Teknik Reportase dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan di tempat peristiwa atau TKP (tempat kejadian perkara). Dengan melakukan observasi, maka berita yang disampaikan menjadi lebih aktual dan dapat dipercaya. Sebelum melakukan observasi, hendaknya jurnalis atau wartawan melakukan survei tentang keadaan lingkungan sekitar.

2. Riset Data 

Riset data disebut juga Studi Literatur, Studi Pustaka, atau Riset Dokumentasi, yaitu pengumpulan data, fakta, atau bahan berita melalui arsip, buku, dan sumber dokumen lainnya, termasuk internet (riset online). Setelah berhasil melakukan riset, jurnalis kemudian akan mencari narasumber untuk di wawancarai. Dengan adanya riset, maka sebuah berita akan dapat diolah dengan baik.

3. Wawancara

Yaitu wawancara jurnalistik yang digunakan untuk membedakan dengan wawancara lain, seperti wawancara kerja atau “wawancara” (interogasi) polisi. Wawancara dapat didefinisikan sebagai proses penggalian atau pengumpulan informasi, fakta, atau data tentang sebuah peristiwa atau masalah dari narasumber. Narasumber yang memberikan informasi pun harus jujur, jelas, dan tidak berbohong, dan tidak terprovokasi dari pihak manapun.

Syarat Menulis Berita




Dalam menulis berita, jurnalis harus memperhatikan syarat-syarat penulisan berita dibawah ini.

1. Berita Harus Bersifat Aktual

Yang dimaksud dengan bersifat aktual yaitu, berita tersebut benar-benar terjadi, sifatnya sungguhan, dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

2. Berita Harus Bersifat Fakta

Berita yang disajikan benar-benar nyata dan tidak terdapat kebohongan didalamnya, serta terdapat bukti-bukti yang valid.

3. Berita Terkini

Berita yang disajikan merupakan berita baru bukan berita lama.

4. Bersifat Menarik dan Bermanfaat

Dalam menulis isi berita harus menarik dan memiliki manfaat untuk para pembaca dan pemirsa. Agar berita yang disajikan tidak sia-sia.

5. Sistematis (Berurutan)

Berita harus dijelaskan secara jelas, padat, dan berurutan. Dengan memperhatikan sistematika penulisan berita, maka berita yang disajikan akan lebih rapih dan mudah dipahami oleh pembaca.

6. Terdapat 5W+1H

Penulisan berita wajib memperhatikan 5W+1H. Apa itu 5W+1H? 5W+1H merupakan What, Who, When, Where, Why + How. Dengan begitu, maka sebuah berita akan lebih jelas dan tertata rapih.

7. Tidak Mengandung Unsur Fitnah dan Bersifat Seimbang

Agar tidak menimbulkan konflik, maka sebaiknya dalam penulisan berita hindari unsur yang mengandung fitnah. Dan hendaknya harus bersifat seimbang, tidak memihak kepada salah satu pihak.

Pola Penulisan Berita



1. Lead (Prioritas Utama Penting)

Lead atau kepala berita merupakan sebuah rangkuman atau intisari. Pentingnya informasi ini, wartawan harus menuliskan informasi utama. Setidaknya, pada bagian ini wartawan harus menjawab sebagian besar unsur 5 W + 1 H. Karena jika terjadi pemotongan berita yang dilakukan editor karena keterbatasan halaman, berita ini masih memiliki arti dan layak sebagai sebuah berita.

2. Neck (Sangat Penting)

Neck atau leher berita adalah urutan yang sangat penting. Bagian ini disebut neck atau leher karena umumnya merupakan peralihan alur atau penyambung alur ide berita yang ada pada bagian lead atau kepala berita untuk dilanjutkan pada gagasan-gagasan yang tertuang pada bagian berikutnya yang menempati derajat prioritas lebih rendah.

3. Body (Penting)

Penjelasan lebih lanjut dari unsur 5W+1H yang sepintas dijelaskan di lead atau paragraf pertama. 

4. Body Lanjutan / Kurang Penting
dan yang terakhir adalah bagian body lanjutan, bagian ini menjelaskan lebih jauh, atau informasi latar belakang (background) atau hal-hal yang terkait dengan inti cerita. Misalnya daftar nama orang-orang yang mengalami kecelakaan atau hal-hal lain yang jika dihilangkan oleh editor tidak terlalu berpengaruh terhadap substansi atau pokok bahasan berita tersebut.

Pertemuan 3, Mengenalkan Medium Jurnalistik dan Karakternya, Hakikat Media Massa, Media Cetak, Media Elektronik, Media Daring (Media Internet)

Mengenalkan Medium Jurnalistik dan Karakternya

Sebelum membahas lebih dalam mengenai medium jurnalistik beserta karakternya, kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu jurnalistik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalistik diartikan sebagai seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan persuratkabaran. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Inggris, jurnalistik adalah The collection and editing of news for presentation through the media; writing designed for publication in a newspaper or magazine”. Yang artinya adalah, "Pengumpulan dan penyuntingan berita untuk disajikan melalui media; tulisan yang dirancang untuk diterbitkan di koran atau majalah".

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jurnalistik merupakan sebuah media yang digunakan sebagai alat pemberitaan dan persuratkabaran. Kegiatan jurnalistik tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan terjadi di seluruh dunia. Adanya majalah, koran, surat kabar, dan lain sebagainya merupakan jenis Jurnalistik Media Cetak. 

Jurnalistik Media Cetak di Indonesia pada zaman modern saat ini dikenal cukup langka. Mengapa demikian? Karena, minat membaca warga Indonesia terkait koran ataupun surat kabar menurun drastis. Tak jarang, warga Indonesia sekarang ini lebih suka membaca berita melalui media sosial. Namun, berita yang disajikan melalui media sosial terkadang banyak mengandung unsur SARA dan sering kali mengandung hoax.

Cara menyiasati agar berita yang disampaikan tidak mengandung unsur SARA dan hoax, yaitu dengan pintar-pintar memilih manakah berita yang layak disampaikan kepada khalayak umum. Tugas tersebut biasanya dilakukan oleh para jurnalis.

Apa itu jurnalis?

Jurnalis adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada publik lewat media massa secara teratur. Jurnalis biasa juga dikenal dengan sebutan wartawan. Jurnalis sering juga dianggap sebagai wakil dari suara masyarakat mengenai berbagai kejadian yang terjadi di masyarakat.

 


Dalam melakukan pekerjaannya, wartawan atau jurnalis memiliki kualifikasi sebagai berikut.

1. Menaati Kode Etik (Codes of Conduct).

Kode etik jurnalis yaitu:
  • Menyajikan berita yang akurat dan terpercaya.
  • Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
  • Bersikap profesional.
  • Tidak menyalah-gunakan profesi dan tidka menerima suap.
  • Tidak menyebarkan berita yang berkaitan dengan diskriminasi SARA.
  • Segera mencabut dan memperbaiki berita yang tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada para pembaca, pendengar, atau pemirsa.
2. Menguasai Bidang Liputan (Beat).

Jurnalis juga diwajibkan untuk menguasai bidang liputan. Seperti contohnya, pada saat sedang ramainya pemberitaan mengenai demo UU Prakerja, maka seorang jurnalis harus mampu turun ke lapangan untuk meliput atau memberitakan kejadian yang terjadi di lapangan pada saat terjadinya demo. Jurnalis juga dituntut untuk profesional dan mampu mengambil tindakan yang tepat pada saat melakukan liputan.

3. Menguasai Teknik Jurnalistik (J-Skills).

  • Teknik Reportase, yang meliputi Observasi, Wawancara dan Studi Literatur atau riset data.
  • News Writing atau penulisan berita. Jurnalis mempunyai kewajiban agar dapat menguasai penulisan berita. Dalam menulis berita, jurnalis juga harus memperhatikan teknik-teknik penulisan berita agar berita yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca atau pemirsa.
  • News Reporting dan News Presenting. News Reporting khusus untuk wartawan media televisi dan radio. Sedangkan News Presenting untuk wartawan media cetak, seperti koran, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya.
Menurut Haris Sumadiria (2005), bahasa jurnalistik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Sederhana. Yaitu menggunakan kata-kata atau kalimat yang maknanya dapat dipahami oleh khalayak luas dengan latar belakang yang sangat beragam.

2. Singkat. Langsung membahas pokok masalah dengan tidak bertele-tele dan menggunakan kata-kata serta kalimat yang tepat dan mudah dipahami.

3. Padat. Penulisan kalimat serta paragraf memuat informasi-informasi penting dan menarik untuk pembaca.

4. Lugas. Tegas, tidak ambigu, dan menghindari penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dapat membuat khalayak bingung hingga mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi yang tidak sesuai. Kata-kata yang lugas adalah kata-kata yang tidak bermakna ganda.

5. Jelas. Kalimat yang digunakan mudah dipahami maksud dan tujuannya.

6. Jernih. Kalimat yang digunakan tidak menyembunyikan sesuatu yang sifatnya negatif seperti prasangka atau fitnah.

7. Menarik. Kalimat yang digunakan mampu menumbuh-kembangkan minat baca serta perhatian khalayak.

8. Demokratis. Bahasa yang digunakan sama saja di mata jurnalis. Tidak ada perbedaan antara bahasa rakyat jelata dengan bahasa orang kaya.

9. Populis. Kalimat yang digunakan hendaknya telah dikenal dan dipahami maknanya oleh khalayak sehingga pesan pun dapat dengan mudah dipahami maksud dan tujuannya.

10. Logis. Berbagai kata, istilah, atau kalimat jurnalistik harus dapat diterima oleh akal sehat.

11. Gramatikal. Pemilihan serta penggunaan kalimat harus mengikuti kaidah tata bahasa baku yang berlaku (bahasa yang sesuai dengan pedoman yang berlaku).

12. Menghindari kata tutur atau kata-kata yang kita gunakan sehari-hari, contohnya, bikin, kayak.

13. Menghindari kata dan istilah asing. Hindari penggunaan bahasa yang jarang terdengar oleh masyarakat.

14. Pilihan kata atau diksi yang tepat. Pemilihan kata yang tepat serta akurat harus sesuai dengan maksud dan tujuan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak.

15. Mengutamakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih disukai oleh khalayak karena dapat membantu khalayak untuk memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman. 

16. Menghindari kata atau istilah teknis. Istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relative homogeny. Kalaupun tak terhindarkan, istilah teknis itu harus disertai penjelasan.

17. Tunduk pada kaidah etika. Bahasa jurnalistik mengandung etika karena bahasa jurnalistik yang digunakan oleh wartawan mencerminkan pikiran serta etika wartawan yang bersangkutan.

Hakikat Media Massa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media massa merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. 

Sebelum adanya internet, media massa dikenal dengan sebutan The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Seiring perkembangan zaman, hadirnya internet yang merubah nama The Big Five of Mass Media, menjadi The Big Six of Mass Media, yang melahirkan cybermedia (media online). Melalui media massa, proses penyebaran berita dan informasi dapat berjalan dengan cepat dan tertata dengan baik.




Media Cetak

Media cetak (printed media) merupakan media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature. Media cetak memiliki karakteristik yaitu, praktis, mudah, cepat, murah, fleksibel, informatif. Media cetak yang sering kita jumpai yaitu, koran, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya.

Media Elektronik 

Media elektronik (electronic media) merupakan jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film. Di masa sekarang ini, penggunaan media elektronik sering sekali digunakan dalam menyebarkan berita dan informasi. Dalam menggunakan media elektronik ini, dipercaya bahwa berita yang disampaikan bersifat akurat dan terpercaya.

Media Online

Media online (online media, cybermedia), yakni media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai contoh, yaitu penggunaan media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Line, dan lain sebagainya. Jenis media massa online ini paling sering digunakan karena sifatnya yang praktis, mudah diakses, dan tidak memakan banyak biaya.


Review Film Hello Ghost Indonesia, Kisah Empat Hantu yang Luar Biasa

Film dengan berbagai genre muncul karena adanya permintaan dari penikmat film dan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karen...