Selasa, 20 Oktober 2020

Pertemuan 6

Bahasa Indonesia Laras Jurnalistik



Arti bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai bahasa jurnalistik.

Apa itu bahasa jurnalistik?

Menurut Prof. S. Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Sedangkan menurut Rosihan Anwar, bahasa jurnalistik adalah bahasa pers yaitu bahasa yang digunakan oleh wartawan.

Jadi, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang jelas, padat, baku, sesuai dengan EYD yang berlaku yang digunakan oleh jurnalis atau wartawan dalam menulis berita, baik itu berita media cetak maupun media internet (cybermedia).

Dalam bahasa jurnalistik, penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasanya harus jelas, baku, mudah dimengerti, dan tidak bertele-tele. Para jurnalis sebelum menulis berita hendaknya memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku agar tidak terjadi salah tafsir dalam memahami isi berita.

Dalam dunia jurnalistik Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia sangatlah diwajibkan. Maka sudah sepatutnya para jurnalis atau wartawan di Indonesia mempelajari sastra Indonesia. Para jurnalis juga dapat mempelajari kosakata bahasa Indonesia melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Karakteristik bahasa jurnalistik yang sederhana, singkat, padat, dan lugas diharapkan mampu membuat para pembaca atau pemirsa dapat menangkap maksud yang terdapat dalam berita. Berita yang disajikan juga harus bermanfaat bagi para pembaca atau pemirsa. 

Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik


1. Sederhana

Dalam menuliskan berita, penggunaan bahasa harus sesederhana mungkin. Yang dimaksud sederhana disini yaitu menggunakan bahasa yang sesuai EYD dan bahasanya dapat dimengerti oleh orang awam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana dimaksudkan agar pembaca dapat menangkap isi berita dengan baik.

2. Singkat

Bahasa yang singkat, yaitu tidak bertele-tele, langsung pada point utamanya. Alasannya yaitu karena dalam penulisan berita, penggunaan ruang yang terbatas dalam suatu media membuat para jurnalis harus pintar-pintar mengolah berita agar menjadi singkat namun tetap mudah dipahami oleh pembaca.

3. Padat

Bahasa jurnalistik harus padat dan memiliki makna didalamnya. Jadi bukan hanya sekedar bahasa yang biasa saja, namun juga bahasa yang terkandung makna tersirat didalamnya.

4. Lugas

Bahasa jurnalistik hendaknya harus lugas dan jelas. Hindari penggunaan kosakata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.

5. Menarik

Penggunaan bahasa yang menarik dapat membuat pembaca tertarik akan isi berita. Diutamakan pada bagian judul berita menggunakan bahasa yang semenarik mungkin.

6. Demokratis

Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan. Bahasa yang demokratis tidak membeda-bedakan antara kalangan atas dengan kalangan bawah, semua bahasa yang digunakan sama saja.

7. Populis

Bahasa yang bersifat populis yaitu bahasa yang sudah dikenal oleh khalayak umum dan merupakan bahasa sehari-hari. Biasanya bahasa populis yaitu bahasa yang sering digunakan oleh pemain film dalam memainkan perannya.

8. Pemilihan kata (diksi) yang tepat

Setiap kosakata yang digunakan harus tepat dan sesuai dengan konteks berita. Apabila salah dalam pemilihan kata, maka akan berakibat fatal dan menimbulkan salah penafsiran.

9. Menggunakan kalimat aktif

Yang dimaksud kalimat aktif yaitu kalimat yang sudah sering digunakan oleh khalayak umum. Sebagai contoh, penggunaan kata "almari". Almari merupakan kalimat pasif yang jarang digunakan oleh khalayak umum. Biasanya, kata "almari" sering diganti menjadi "lemari", agar lebih memudahkan pemahaman pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Film Hello Ghost Indonesia, Kisah Empat Hantu yang Luar Biasa

Film dengan berbagai genre muncul karena adanya permintaan dari penikmat film dan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karen...